Menurut Manuel Duran dalam tulisannya yang berjudul ‘An Archeology of Mediterranean Diplomacy:
the Evidence of Paradiplomacy’, konsep ‘paradiplomasi’ berasal dari bahasa
Yunani ‘parapresbeia’ yang
menunjukkan aktivitas diplomasi yang dilakukan oleh Demosthenes dan Aeschines
sebagai delegasi Athena yang dikirim ke Makedonia untuk menegosiasikan
perdamaian pada tahun 346 SM (Duran dalam Cornago, 2013).
Sementara itu istilah paradiplomasi baru diperkenalkan
pada tahun 1961 melalui tulisan Rohan Butler yang mendefinisikan paradiplomasi
sebagai tingkat tertinggi dari diplomasi pribadi dan paralel yang melengkapi
atau bersaing dengan kebijakan luar negeri reguler (Butler dalam Kuznetsov,
2015). Istilah ini muncul berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh Butler
terhadap praktek-praktek negosiasi tidak resmi atau negosiasi rahasia yang
terjadi dibalik diplomasi resmi. Praktek ini, menurut Butler, banyak
berlangsung di Eropa abad kedelapan belas sampai abad ke-20 (Kuznetsov, 2015) .
Namun istilah paradiplomasi baru mendapatkan
kepopulerannya dalam tulisan Ivo Duchacek tahun 1986, menggantikan istilah
mikrodiplomasi yang marak digunakan pada tahun 1970an sebagai istilah yang
menunjukkan keterlibatan aktor subnasional dalam hubungan internasional.
Istilah paradiplomasi ini diusulkan oleh Panayotis Saldatos dan pertama kali
digunakan dalam tulisan Duchacek untuk menjelaskan aktivitas diplomasi sebagai
aktivitas paralel yang melengkapi aktivitas pemerintah pusat dalam diplomasi (Duchacek, 1991) .
Pada tahun 1987, James Der Derian membawa paradigma
modern terhadap diplomasi dan menyimpulkan bahwa telah terjadi transformasi
signifikan dari diplomasi klasik menuju fenomena diplomasi baru. Untuk
menamakan fenomena ini, ia menambahkan prefiks ‘para’ ke dalam diplomasi yang
menurutnya bermakna ‘pararel’ atau ‘disamping’. Namun berbeda dengan Duchacek, Der
Derian melihat bahwa pelaku utama paradiplomasi bukan hanya non-central government. Ia memperluas aktor
paradiplomasi dengan menambahkan Perusahaan Transnasional (TNC), Organisasi
Serikat Pekerja Internasional, industri media massa, dll (Der Derian dalam
Gonchar, 2017).
Sumber:
Aldecoa, F., &
Keating, M. (2013). Paradiplomacy in Action: The Foreign Relations of
Subnational Governments. London: Frank Cass Publishers.
Cornago, N. (2013).
(Para)Diplomatic Cultures: Old and New. International Workshop Alternative
Cultures of Diplomacy, (hal. 1-34). Netherland: :
https://www.researchgate.net/publication/272885542.
Duchacek, I. (1991).
Perforated Sovereignties: towards a typology of new actors in International
relations. Dalam H. J. Michelmann, & P. Soldatos, Federalism and
international relations: The role of subnational units (hal. 1-33).
Oxford: Oxford University Press.
Gonchar, M. (2017). The
phenomenon of “paradiplomacy”. Moscow:
https://revolution.allbest.ru/international/00799531_0.html.
Kuznetsov, A. S.
(2015). Theory and Practice of Paradiplomacy. New York : Routledge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar