Dilema keamanan merupakan salah satu teori yang paling terkenal dalam
menjelaskan hubungan internasional. Gagasan mengenai dilema keamanan sebenarnya
telah muncul sejak abad ke-5 SM dalam tulisan-tulisan Thucydides. Namun istilah
‘Dilema Keamanan’ baru memasuki
leksikon akademik setelah John Herz mempopulerkannya melalui tulisannya yang
berjudul ‘Idealist Internationalism and
the Security Dilemma’ (1950) yang menjelaskan dilema keamanan sebagai
“sebuah gagasan struktural bahwa kemandirian suatu negara dalam mengurus
keamanannya sendiri, entah apapun niatnya, cenderung memicu ketidaknyamanan
bagi negara lain karena setiap negara menganggap tindakan yang diambilnya
bersifat defensif sementara tindakan yang diambil oleh negara lain bersifat
mengancam” (Herz, 1950) .
Konsep ini kemudian dikembangkan oleh para ilmuwan realis seperti Robert
Jervis, Ken Booth, dan Nick Wheeler; sehingga menjadi salah satu konsep utama
dalam realisme yang menjelaskan bagaimana praktek power berlangsung.
Sebuah penjelasan yang
lebih komprehensif mengenai Dilema Keamanan dikemukakan oleh Shiping Tang dalam
tulisannya yang berjudul “The Security
Dilemma: A Conceptual Analysis” (2009). Melalui tulisan tersebut, Tang
berusaha menyajikan definisi yang lebih tajam dari Dilema Keamanan dengan
mengelaborasi Teori Dilema Keamanan dari Herbert Butterfield, John Herz, dan
Robert Jervis. Hasil elaborasi dari ketiga teori ini membawa Tang pada definisi
bahwa dilema keamanan memiliki setidaknya delapan aspek utama berikut (Tang, 2009) :
1.
Sumber utama dilema keamanan adalah sifat anarkis dari
politik internasional.
2.
Di bawah kondisi anarki, negara tidak dapat memastikan
tujuan dan masa depan masing-masing. Akibatnya, negara cenderung merasa saling
ketakutan.
3.
Dilema keamanan terjadi secara tidak disengaja, antara
dua negara realis defensif (yaitu negara-negara yang hanya menginginkan
keamanan tanpa bermaksud untuk mengancam pihak lain).
4.
Karena tidak adanya kepastian niat dan ketakutan
masing-masing negara, negara-negara memutuskan untuk mengakumulasi kekuatan dan
kapabilitasnya sebagai alat pertahanan, yang mana kapabilitas ini mengandung
beberapa kapabilitas ofensif.
5.
Dinamika dilema keamanan bersifat menguatkan negara itu
sendiri dan sering menyebabkan spiral yang buruk dan tidak disengaja seperti
memburuknya hubungan antar kedua negara dan perlombaan senjata.
6.
Dinamika dilema keamanan cenderung membuat beberapa
langkah untuk menurunkan keamanan negara itu sendiri—misalnya mengumpulkan kapabilitas
ofensif yang tidak diperlukan—sehingga menyebabkan negara tersebut memperoleh
lebih banyak kekuatan namun keamanannya berkurang.
7.
Lingkaran setan yang berasal dari dilema keamanan dapat
menyebabkan hasil yang tragism seperti perang yang tidak diperlukan atau perang
yang tidak dapat dihindari.
8.
Tingkat keparahan dilema keamanan dapat diatur oleh
faktor material dan faktor psikologis.
Diantara kedelapan aspek tersebut, menurut Tang, terdapat
tiga aspek yang paling penting yaitu: anarki (yang menyebabkan negara mengalami
ketidakpastian, ketakutan, dan kebutuhan untuk menolong dirinya sendiri untuk
pertahanan atau keamanannya), kurangnya niat jahat di antara kedua negara, dan
beberapa akumulasi kekuatan (termasuk kapabilitas ofensif). Tiga aspek ini,
menurut Tang, adalah aspek yang membuat suatu situasi menjadi dilema keamanan
yang sesungguhnya. Sementara lima aspek lainnya tidak dapat membuat suatu
situasi menjadi dilema keamanan yang nyata, betapapun kuat pengaruhnya, suatu
dilema keamanan tetap tidak akan terjadi jika ketiga aspek tadi tidak berjalan.
Dengan adanya definisi ini, hubungan kausal antara anarki, dilema keamanan,
hingga terjadinya perang dapat dijabarkan secara lebih jelas yaitu sebagai
berikut: anarki menghasilkan ketidakpastian, ketidakpastian menyebabkan
ketakutan, ketakutan menyebabkan persaingan kekuatan, persaingan kekuatan mengaktifkan
dilema keamanan yang sebelumnya tidak aktif, dan pengaktifan dilema keamanan
ini menyebabkan perang melalui spiral yang ditunjukkan oleh gambar berikut (Tang, 2009) .
Gambar 1. Hubungan Kausal dari Anarki hingga Dilema Keamanan dan Perang
Sumber: (Tang, 2009)
Sumber:
Herz, J. H. (1950). Idealist
Internationalism and the Security Dilemma. World Politics, 157-180.
Tang,
S. (2009). The Security Dilemma: A Conceptual Analysis. Security Studies,
587-623.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar